15 January 2020
Perkataan itu benar "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga." hanya karena kesalahan kecil yang nampak tiada artinya seluruh persoalan menjadi kacau dan berantakan.
Seorang bapak yang sedang membangun rumahnya kesal lantaran rumahnya tak kunjung usai, hubungan dengan (mandor) sebutan untuk komando tukang yang semula baik-baik saja dan harmonis kini mulai bergejolak. Bukan tanpa sebab memang, bapak ini menginginkan rumahnya selesai dengan kurun waktu yang telah ditentukan, sedangkan hingga penghujung waktu yang telah ditentukan pengerjaannya masih jauh dari kata selesai.
Alhasil, timbulah kekurang puasan yang merambat ke segala aspek. Perkataan tersebut benar "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga", sang bapak pemilik rumah karena sudah tidak puas dan kecewa dengan hasil yang ada akhirnya menilai semuanya buruk. Rasa dengki itu lebih bahaya dari apapun!
Best Regards,
Dimas Alif Pradifta
Perkataan itu benar "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga." hanya karena kesalahan kecil yang nampak tiada artinya seluruh persoalan menjadi kacau dan berantakan.
Seorang bapak yang sedang membangun rumahnya kesal lantaran rumahnya tak kunjung usai, hubungan dengan (mandor) sebutan untuk komando tukang yang semula baik-baik saja dan harmonis kini mulai bergejolak. Bukan tanpa sebab memang, bapak ini menginginkan rumahnya selesai dengan kurun waktu yang telah ditentukan, sedangkan hingga penghujung waktu yang telah ditentukan pengerjaannya masih jauh dari kata selesai.
Alhasil, timbulah kekurang puasan yang merambat ke segala aspek. Perkataan tersebut benar "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga", sang bapak pemilik rumah karena sudah tidak puas dan kecewa dengan hasil yang ada akhirnya menilai semuanya buruk. Rasa dengki itu lebih bahaya dari apapun!
Best Regards,
Dimas Alif Pradifta
Komentar
Posting Komentar