12 January 2020
Suatu saat saya berpikir mengenai sebuah kejadian yang belum lama ini saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri, seorang bos yang sedang memarahi seluruh anak buahnya dikarenakan kinerjanya yang begitu lambat dan performa dalam bekerja yang terus menurun. Sang bos berkelakar bahwa dia harus mengejarkannya sesuai target dan tidak boleh salah. Kemudian saya berpikir, bukankah menurunnya performa seseorang dalam bekerja ada alasan dan sebab dibalik itu semua? Kemudian, mengapa sang bos tega menghakimi begitu saja tanpa menanyakan keadaan sang anak buah? Sungguh kejam!
Dengan sedikit cerita di atas, terkadang apa yang kita lihat dan nilai tentang seseorang hanyalah hasil dan luarannya saja, kita tidak mengetahui bagaimana dia berjuang untuk semua ini, bisa saja dia sedang berjuang untuk memenuhi biaya pengobatan rumah sakit orang tuanya, atau bahkan bisa saja semalaman ia harus mencari uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bisa saja ia kurang sehat dan sebagainya.
Ingatlah! Menghakimi memang mudah. Tetapi, tidak mudah jika kemudian orang tersebut terluka hatinya. Lidah begitu tajam bagaikan pedang, boleh saja kita hanya mengandalkan akal dan pikiran tetapi jauh dari semua itu perasaan lebih penting dari apapun.
Best Regards,
Dimas Alif Pradifta
Suatu saat saya berpikir mengenai sebuah kejadian yang belum lama ini saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri, seorang bos yang sedang memarahi seluruh anak buahnya dikarenakan kinerjanya yang begitu lambat dan performa dalam bekerja yang terus menurun. Sang bos berkelakar bahwa dia harus mengejarkannya sesuai target dan tidak boleh salah. Kemudian saya berpikir, bukankah menurunnya performa seseorang dalam bekerja ada alasan dan sebab dibalik itu semua? Kemudian, mengapa sang bos tega menghakimi begitu saja tanpa menanyakan keadaan sang anak buah? Sungguh kejam!
Dengan sedikit cerita di atas, terkadang apa yang kita lihat dan nilai tentang seseorang hanyalah hasil dan luarannya saja, kita tidak mengetahui bagaimana dia berjuang untuk semua ini, bisa saja dia sedang berjuang untuk memenuhi biaya pengobatan rumah sakit orang tuanya, atau bahkan bisa saja semalaman ia harus mencari uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bisa saja ia kurang sehat dan sebagainya.
Ingatlah! Menghakimi memang mudah. Tetapi, tidak mudah jika kemudian orang tersebut terluka hatinya. Lidah begitu tajam bagaikan pedang, boleh saja kita hanya mengandalkan akal dan pikiran tetapi jauh dari semua itu perasaan lebih penting dari apapun.
Best Regards,
Dimas Alif Pradifta
Komentar
Posting Komentar